Cerita tentang Sebuah Mimpi (Part 1)

BKF go…BKF go…BKF go…Yes…

BKF go…BKF go..BKF go..Yes Yes Untukmu….(irama lagu Aitakata AKB 48)

Begitulah bait pertama yel-yel BKF yang rencananya akan kami nyanyikan di depan Pak Sekretaris BKF pada waktu perkenalan. Dan hingga saat ini yel-yel itu hanya jadi nyanyian kamar mandi (sedikit lebay..:p) karena kami tidak jadi bertemu Pak Sekretaris disebabkan oleh kesibukan beliau, hingga  akhirnya Pak sekretaris dipindahtugaskan menjadi staff ahli menteri. Artinya.. kami tidak akan pernah menyanyikan yel-yel itu. Done!

Disinilah aku saat ini. Di sebuah unit yang diberi mana Badan Kebijakan Fiskal yang sehari-hari kami singkat BKF. Pilihan hidup, jalan Tuhan, dan restu orang tua menggiringku untuk menjadi abdi negara di salah satu Kementrian Negara yang mempunyai peran yang strategis dalam pengelolaan keuangan negara, Kementrian Keuangan Republik Indonesia.

Perjalanan hingga aku bisa berlabuh di sini juga bukan perjalanan yang mudah dan singkat. Aku menempuh perjalanan yang panjang dan berliku, berbagai konflik dan masalah lain menghadang, baik konflik dengan diri sendiri ataupun orang lain. Dan alhamdulillah jalan yang sulit itu akhirnya bisa aku lalui berkat kerja keras dan doa.

Beginilah awal kisahnya…

Berawal dari cerita kakak sepupu yang sudah bekerja di Kementerian Keuangan. Saat itu aku masih bekerja di salah satu perusahaan swasta. Kakak ku pernah bilang, “kalau untuk cewek sebaiknya ga usah kerja di swasta, terlalu capek dan berat. Lebih baik jadi PNS, cocoklah untuk cewek. Kerjanya ga terlalu berat. Tapi sebaiknya di tempak kakak aja, penghasilannya udah cukup bagus. Nanti kalo ada informasi penerimaan CPNS kakak kasih tau”. Kakak ku juga bercerita banyak mengenai instansi tempatnya bekerja.

Sebenarnya aku juga tidak berniat selamanya bekerja di swasta, karena sebagai seorang wanita aku sadar aku masih punya tugas lain yang lebih penting yaitu aku kan menjadi seorang istri dan seorang ibu. Aku juga ingin mencari pekerjaan yang lebih stabil baik dari sisi ritme pekerjaan dan jam kerja. Dimana di tengah-tengah pekerjaan ku aku masih mempunyai waktu yang cukup untuk mengurus keluargaku. Ya satu-satunya pekerjaan yang terpikirkan oleh ku adalah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Tapi ada syaratnya, aku ingin bekerja dengan profesional, bukan terjebak dalam birokrasi pemerintahan karena aku merasa jika bekerja di birokasi aku tidak akan sanggup dengan aturan yang ketat, gap antara atasan dan bawahan, politik dalam pekerjaan. I’m not that kind of person.

Lalu pekerjaan seperti apa yang aku inginkan?

Dari dulu aku bercita-cita menjadi dosen. Dengan menjadi dosen aku akan bisa bekerja dengan profesional berdasarkan fungsi ku. Aku seorang dosen dan tugas utamaku adalah mengajar. Aku pikir aku tidak akan terlibat dalam birokrasi kampus, dan akupun tidak berencana untuk terlibat di dalamnya. Fungsi ku mengajar, dan cukup!

Namun sebelum menjadi dosen aku memang bercita-cita untuk bekerja beberapa tahun di swasta. Rencananya aku akan bekerja sambil melanjutkan pendidikan ke S2 karena syarat menjadi dosen mutlak harus S2.  Dari awal aku kuliah di Jurusan Akuntansi, dan setelah mengenal lebih dalam tentang profesi seorang akuntan, aku sudah bercita-cita ingin menjadi auditor. Dan tidak tanggung-tanggung aku ingin bekerja di Kantor Akuntan Publik terbesar di dunia. Target ku PricewterhouseCoopers (PwC). Berkat keinginan yang besar dan usaha serta doa yang maksimal aku bisa mewujudkan yang aku cita-citakan. Dan, horeeee….akhirnya aku diterima. Senangnya luar biasa…

Tetapi kenyataan tidak lah semulus yang sudah direncanakan. Setiap orang boleh punya mimpi, namun semua mimpi itu belum tentu bisa terwujud. Karena Tuhan itu adil, memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Bisa saja yang kita inginkan itu tidak selalu kita butuhkan.

Setelah berkecimpung di dunia auditor, aku sadar kalau kemungkinan ku untuk melanjutkan pendidikan kecil sekali bahkan hampir tidak ada. Pekerjaan yang sibuk dan ketat membuatku tidak mungkin mempunyai waktu untuk kuliah, bahkan sabtu minggu sekalipun. Tapi aku tidak kehabisan akal, masih banyak cara. Pikirku.

Aku pun mulai mencari pekerjaan lain yang memungkinkan aku untuk bekerja sambil kuliah. Mungkin ada yang bertanya-tanya, kenapa harus kerja sambil kuliah? Kenapa tidak fokus untuk kuliah? Alasannya yang pertama, aku sudah berjanji pada orang tuaku kalo mereka hanya akan membiayai aku cukup sebatas aku menjadi sarjana. Selanjutnya kalau aku ingin melanjutkan pendidikan, aku akan berusaha sendiri untuk mendapatkan biayanya. Entah itu beasiswa atau dari penghasilan ku selama bekerja. Alasan yang kedua adalah karena orang tuaku dengan kondisi saat ini tidak dalam kapasitas bisa membiayai uang kuliah ku karena aku masih punya empat orang adik yang masih butuh biaya besar untuk pendidikan.

Mungkin ada yang bertanya lagi, kenapa ga mau pake beasiswa? Nah cara itu pun sudah pernah aku coba. Aku mulai searching di internet tentang semua beasiswa yang memungkinkan untukku, namun hasilnya nihil. Mungkin belum rezeki, karena persyaratan untuk memperoleh beasiswa sulit untuk aku dapatkan.

Tapi aku masih keras ingin kuliah, akhirnya aku memutuskan untuk kuliah tahun 2012 yang lalu. Apapun yang terjadi, ntah aku punya waktu atau tidak untuk kuliah, aku nekat untuk kuliah tahun itu. Rencananya aku akan ambil kelas malam agar bisa kuliah sambil kerja. Nekat sekali memang, karena dengan pekerjaan sebagai auditor teman-temanku bilang itu tidak mungkin. Tapi aku tetap mencoba, aku pikir pasti nanti bisa diakali. Untuk biaya awal perkuliahan aku masih berbekal tabunganku selama bekerja. Akhirnya mendaftar untuk mengikuti test masuk di Universitas Indonesia. Hasilnya bagus, aku diterima sebagai mahasiswa di sana.

Masalah muncul lagi saat itu, perkiraanku meleset. Walaupun aku sudah mendaftar untuk perkuliahan di kelas malam, ternyata aku malah ditransfer ke kelas pagi. Pihak universitas beralasan kalau yang diterima di kelas malam kuotanya tidak mencukupi, jadi semua mahasiswa kelas malam akan ditransfer di kelas pagi.

Apa yang terjadi selanjutnya??…. Tunggu kelanjutan kisahnya…:)

Keep reading….