Alat Tempur MP-ASI Alana

Finally, I write it. Udah lama sekali mau sharing tentang perMP-ASI-an belum sempet-sempet karena kesibukan yang tiada henti, alis tidak ada waktu untuk duduk depan laptop dan nulis (alesan emak-emak males:P). Sampe sekarang Alana udah 11 bulan baru nulis. Hihi. Kelewatan memang, udah sangat-sangat lewat waktunya. hehe

Dari awal aku sudah berniat untuk memberikan Alana MP-ASI homemade. Jujur sebagai Ibu yang juga bekerja dari pagi sampe sore, awal-awal sempat ragu apakah bisa aku istiqamah. Aku masih belum punya bayangan sama sekali tentang dunia perMP-ASIan ibu-ibu bekerja, baik itu dari sisi pengaturan waktunya, alat-alat MP-ASI dan juga menunya itu seperti apa. I am so blind about it. Balada ibu-ibu baru 😀

Dari Alana usia 3 bulan, aku sudah mulai sangat excited for exploring it further, by hunting kesana kemari cari referensi sama temen-temen yang udah suhu, berselancar di dunia maya, sampe bela-belain beli buku MP-ASI hasil referensi emak-emak blogger (kemakan iklan:D). Dan akhirnya, I found the best things that suit me, and I believe it also suit for the working moms out there.

Sebelum menemukan alat dan cara yang tepat buat aku, aku udah bikin list dari berbagai sumber untuk alat-alat apa saja yang dibutuhkan. Yang sangat mempengaruhi list-ku itu adalah forum ibu-ibu yang sangat kekinian. Dan wow ya, alat-alat yang ada didaftar ku yang sudah sangat selektif menurut hemat nya aku ya, ternyata harga nya mihiiil mihiiil cyiin, bikin kantong gw jebol banget (versi Bunda hemat). Akhirnya diskusi sama my suhu di kantor yang sudah sangat pengalaman menyiapkan MP-ASI homemade buat 2 anaknya dan rumah nya jauh dari kantor dan berhasil.

She said, barang-barang didaftar ku itu banyak yang tidak akan terpakai. Pengalaman dia yang waktu anak pertama terkena korban iklan akhirnya beli semuanya dan menyesal (sepertinya:p).

Akhirnya daftarku diseleksi lagi berdasarkan CBA alias cost benefit analysis. Pake metode ilmiah nih seleksi nya. Hehe. Caranya, aku pastikan dulu cara membuat MP-ASI itu gimana (kukus, rebus, tumis atau goreng), waktu yang dibutuhkan untuk memasak, cara menghaluskan makanan (diblender atau disaring). Dapet deh kesimpulannya. Disini aku akan sharing peralatan yang wajib punya dan cukup ini saja. Wajib means, kalo tidak ada ini bisa menghambat proses cooking and feeding.

Ini dia alat-alatnya versi Bunda Alana 😀

Untuk memasak:

  1. Panci kecil rebus

Panci ini sangat-sangat menjawab kebutuhan masak-memasak MP-ASI. Dengan panci kecil Bunda-bunda bisa memasak beragam variasi makanan rebus-rebusan. Panci ini setiap hari jadi andalan aku untuk menyiapkan MP-ASI Alana sejauh ini. Ternyata dengan panci kecil ini sudah sangat cukup. I am sure that no need slow cooker untuk proses masak-memasak yang cepat. Masak makanan bayi itu ga lama kok, trust me.

Punya Alana seperti ini nih pancinya. Panci yang kata suamiku panci Jin (karena modelnya yang jadul banget) ini aku beli di carrefour dengan harga yang hanya Rp 40,000.

Jpeg

Panci Rebus

Alasan membeli panci ini pertama karena ukurannya kecil (kira-kira cukup untuk 2 liter air), anti gosong dan karat (setelah percobaan beberapa kali masak makanan gosong, udah item, lengket, ternyata masih bisa dibersihkan dan tidak tergores di bagian dalam). Bahannya ini seperti rantang jadul (sepertinya sekarang masih banyak yang pake)

  1. Panci Kukus

Ini juga tidak kalah pentingnya dan wajib dimiliki. Tidak perlu kukusan yang elektrik, kukusan bermerek. Yang penting itu adalah fungsinya, bisa digunakan untuk mengukus. Is it right? Yup pastinya kan y? Bunda-Bunda bisa pake alat kukus apapun, kalo sudah punya dandang, ya cukup pake dandang dirumah, atau bisa mengukus dengan magic com.

Untuk panci kukus, aku tidak beli lagi. Aku hanya mengandalkan panci kukus Tupperware, kado nikahan. Hihi. Dari pengalaman ku, memasak dengan cara dikukus itu lebih cepat dan lebih membuat makanan empuk daripada direbus. Coba deh 😀

  1. Wajan, pisau dan talenan, sutil, dan aneka sendok untuk masak

Wajan digunakan untuk menumis dan menggoreng. Aku cukup pake yang digunakan buat masak sehari-hari. Pisau dan talenan juga aku gunakan yang biasa untuk memasak sehari-hari. Aku sengaja “tidak membeli” pisau dan talenan khusus untuk membuat makanan bayi. Menurutku, ini tidak berpengaruh untuk kualitas dan rasa makanan bayi. Jadi untuk apa beli lagi kalo udah punya.

Untuk menghaluskan makanan:

  1. Blender

Ini satu-satunya andalan ku untuk menghaluskan makanan, cepat dan ringkas. Awal-awal sempet cuma pengen pake saringan biar hemat, tapi ternyata pake saringan itu lama. Butuh banyak waktu bagi aku yang harus berangkat ke kantor pagi-pagi. Jadi pilihannya jatuh pada Blender. Tapi buat Bunda-Bunda yang punya banyak waktu atau ingin makanan baby nya lebih bertekstur tidak ada salahnya pake saringan. Katanya juga lebih bagus sih,,. O iya, aku juga beli saringan kawat anti karat dipasar Cuma 15 ribu rupiah saja.

Alat makan dan wadah

  1. Mangkok dan sendok.

Aku pake mangkok Dr Brown dan Feeding Spoon nya Tomee Tipee. Ini jujur belinya agak blunder. Tapi dengan alasan BPA Free, untuk mangkok anti slip (dengan pertimbangan kalo anaknya belajar makan sendiri ga geser2) dan untuk sendok, gagangnya besar memudahkan bayi untuk menggenggam sendok saat belajar makan, akhirnya dibeli. Selain itu, karena alasan lucuk juga sih makanya dibeli :p. Yang penting itu menurutku BPA free, karena kan plastik, jadi kalo kena panas tidak jadi racun. (apalah…ga ilmiah banget penjelasannya:p). Mangkok Dr Brown 1 set ada 2 mangkok dengan harga Rp 90,000 dan Feeding Spoon TT 1 set ada 2 sendok dengan harga Rp 35,000. O iya, selain mangkok dan sendok terpisah seperti ini, pilihan lain yang bisa digunakan adalah botol sendok. Sempet jadi salah satu wishlist, tapi tidak direalisasikan. Alasannya, dengan menggunakan mangkok dan sendok, kita bisa memastikan makanannya bener-bener habis. Sementara kalo dengan botol sendok, ada kemungkinan makanan didalam botol tidak habis dengan sempurna. Itu pertimbangan aku sih. hehe

Jpeg

Feeding Spoon Tommee Tippe

Jpeg

  1. Wadah-wadah kecil

Wadah-wadah kecil ini aku gunakan sebagai tempat bekal Alana ke daycare. Kenapa memilih Tupperware Small Saver? Karena bentuknya mungil, cukup untuk tempat makanan sekali makan, kedap udara, ga bikin tumpah. Simple. Dan juga satu set ada 4, jadi pas untuk makan siang, makan malam, tempat snack, dan satunya lagi buat cadangan :D. Tupperware small saver ini harganya Rp 90,000 1 set (4 mangkok @200ml).

Jpeg

Tupperware Small saver

  1. Gelas (Training cup)

Aku pakenya Training Cup Pigeon mag-mag All in one. Ini menurutku paket yang sangat hemat untuk perkembangan cara minum anak. Dari tahap pake dot, spout, sedotan, tutup yang ada bolongannya sedikit di 2 sisi (untuk mengajarkan bayi minum pake gelas), dan tutup gelas (jika sudah lolos semua fase, Training Cup ini bisa jadi gelas nya sehari-hari). This product is BPA Free, Rp 60,000 saja.

  1. Terakhir Slabber.

Kenapa ini jadi yang terakhir, karena sebener nya penting ga penting. Aku jujur Cuma pakein Alana Slabber beberapa minggu awal MP-ASI (tidak sampai sebulan). Sisanya no slabber, pinter-pinter aja nyuapinnya supaya ga belepotan (tapi tetep belepotan;p)

That’s All, alhamdulillah dengan alat-alat yang sederhana ini perjalanan MP-ASI Alana lancar sejauh ini. Alat-alat ini terpakai semua dengan efektif dan efisien, tidak lebih dan tidak kurang. Pas! Dengan alat-alat ini saja saya sudah bisa membuat makanan bayi dengan berbagai variasi serta waktu memasaknya juga cepat. Pesannya adalah yang penting itu fungsinya, is it primary need or not.

Mungkin ada yang bertanya seperti aku dulu, “Yakin ga lama masaknya cuma pake panci?”, atau “kalo mau bikin kaldu gimana? Ga da ice cubes?, atau “Kan lagi booming makanan beku (puree beku) untuk ibu bekerja, masaknya cukup sekali trz dibekuin, kalo mau makan tinggal dipanasin?”, atau “Doidy cup itu bagus lho untuk anak belajar minum?” dan lain lain.

Ini jawaban dan penjelasan pertanyaanku itu dan mungkin pertanyaan kebanyakan ibu-ibu bekerja lain. Sederhana, pertama, memasak makanan bayi tidak lama (lebih kurang hanya 30 menit). Untuk jenis kaldu-kalduan, pertanyaannya ini dulu nih, kaldu itu cara membuatnya gimana? Fungsinya apa? Fungsinya untuk mendapatkan gizi dari makanan dan membuat gurih. Ikan, daging atau sayur direbus kan, jadi lah kaldu. Jadi saat kita merebus makanan anak yang berbahan daging, ikan atau sayur, otomatis dapat kaldu kan? So, kalau bisa menggunakan kaldu segar, kenapa harus pake yang beku? Soal puree beku, Bunda mau anaknya makan makanan beku? Bagaimanapun awetnya makanan yang dibekukan, kandungan gizinya pasti sudah berkurang. Jadi aku memilih untuk memberikan makanan segar buat Alana. Yang terakhir tentang erbagai jenis training cup yang meng-klaim bagus, it is your choice, kalo aku memilih paket hemat dan lengkap.

Disini intinya aku cuma mau bilang, menyiapkan MP-ASI homemade itu gampang, no rempong, no mahal. Tidak perlu alat-alat yang seabrek-abrek dan mahal-mahal yang katanya alat-alat itu akan sangat memudahkan untuk menyiapkan MP-ASI. Cukup alat-alat sederhana, alat masak sehari-hari didapur dan sebenarnya tidak perlu membeli alat-alat masak khusus bayi. Manfaatkan semua yang ada didapur kita. Be smart mom :D. Bener kan ya Ibu Ella Nurhayati? Emak-emak hebat yang berusaha memberikan yang terbaik untuk buah hatinya. Ibu ini sangat menginspirasi lho, silahkan berkunjung ke blognya. 😀

Btw anw, I submitted it to confirm my participation in your GA ya Ella Nurhayati? It is called creative writing right Bang Syaiha? 😀

Sekian, semoga tulisan ini bermanfaat bagi ibu-ibu yang masih galau mempersiapkan MP-ASI baby tercinta dan semoga tetap konsisten memberikan MP-ASI homemade yang benar-benar buatan Bunda sendiri untuk Buah hati.

First scratch in 2014

Hi all, oops,, actually welcome Merita Pahlevi. Welcome to this world after a long long long time. Nice to see you again..:D

First of all, i would like to say, here we go. Spill your grumble here (what kind of idiom is it..?:p)

Actually i want to continue to share my stuff in Hong Kong, but now I can’t remember appropriately about the plot.

As I recall, after went to Avenue of Star that day, we went to Victoria Peak, back to hotel. Next day, we went to Macau by ferry, Rodlwan lost his passport, the boys accompanied him in macau until next day, and we, the girls, back to Hong Kong.

Guess what? We have the precious moment in our last day in Hong Kong. The girls become the betrayer. Hahahaha..  As I said before, Rodlwan lost his passport in Macau, the boys helped him. as a good friend, the girls back to Hong Kong with plan. We went to Consulate General of Indonesia in Hong Kong to ask for help for rodlwan case (lossing his passport). After all chit chat with the officer there, we found the solution. Case close, should be… But it still half day before we went home, so crafty thought was risen. Hihihihi. As our itinerary, our  last day in Hong Kong will spend in Ngong Ping Village and Giant Budha located in Lantau Island.   The initerary must be applied soon.

Who have  the idea? Of course me, I dont want waste my time there. My first chance…

Okey, after all the mission was done, and our secret was concealed. We went home with joy. Sorry Rodlwan and Dimas, we wish you both live well in Macau after the Day you home. 🙂

That is the end of our Journey in 2014. N now, lets talk about what happened in 2014.

Yah, the biggest moment in my life was happened. Finally I found him, someone… Someone promising to me to love me , together in thick and thin. I am sure that he can be a good husband for me and a lovely dad for my children in the future. Insya Allah. Lucky me…:*

Another moment, At the end, my younger brother graduated. He got his Bachelor Degree from University of Bengkulu Congrats boy. We proud of You.

To this end of my first scratch, I’m glad to say that appreciate all the moment in life, because it only happens once.

Thanks for reading 🙂

My first adventure goes abroad…Hong Kong – Macau Part 2

The Day before………

Malam sebelum berangkat aku sudah menyiapkan semuanya, packing perlengkapan pribadi dan perlengkapan kelompok. Sambal teri ready, rice cooker ready. Time to gooo……..

Kamis sore, sebelum berangkat aku memulai aksiku untuk masak memasak (masak nasi, berhubung sambel udah dimasak malam sebelumnya). Rencananya bekal untuk sarapan dan makan siang di Hong Kong nanti. Dengan semangatnya aku menghubungi semua teman-temanku untuk mengumpulkan kotak makan mereka sebagai tempat nasi, but only one that have positif respond, So akhirnya aku hanya memasak sedikit untuk bekal ku dan Alan (temanku). Cukup dengan 4 bungkus nasi. he

Setelah semua siap, berangkat ke Bandara, cuss Terminal 3 Soekarno Hatta Airport,

Nih foto-foto kenarsisan kami sebelum berangkat, excited for this first time journey overseas 😀

Depart

First day – Friday 22­nd November 2013

Penerbangan kami tengah malam hari kamis, 21 November 2013 pukul 23.30. Perjalanan di tempuh dalam waktu 4 jam 20 menit. Perjalanan udara pertama dengan waktu tempuh lebih dari 2 jam, ditambah lagi dengan turbulence karena cuaca buruk. Awesome 😀

Pesawat

Tepat 05.00 dini hari waktu Hong Kong (lebih cepat satu jam dari Jakarta) kami mendarat di Bandara Internasional Hong Kong (HKIA). DI bandara langsung menuju ke imigrasi. Di imigrasi tinggal tunjukkan paspor di kasih kertas visitor. Di Hong Kong tidak perlu pake visa. Dengan paspor kita dapat izin tinggal 1 bulan di Hong Kong. Mantap kan? Kami sampe 22 November, izinnya berlaku hingga 22 Desember 2013.  Setelah itu kami langsung bersih-bersih, sholat, dan sarapan (dengan bekal yang sudah di bawa dari Indonesia tentunya. Di bandara disediakan keran air minum gratis lho. Jadi sebelum meninggalkan bandara ada baiknya isi full dulu botol minum yang di bawa. Hehe. Lumayan hemat HKD 7 buat beli air mineral 700ml di Seven Eleven.

Airport

Setelah semua beres, kami langsung menuju counter pembelian Octopus CardOctopus Card ini adalah kartu ajaib, dan penting untuk dimiliki karena kartu ini yang akan membawa kita kemanapun di Hong Kong. Octopus card digunakan sebagai alat pembayaran untuk semua jenis transportasi umum di Hong Kong, dari MTR, bus, tram, ferry bisa juga untuk berbelanja di Seven Eleven. Kartu ini digunakan untuk  multi trip. Jika tidak ingin menggunakan octopus card dapat juga menggunakan kartu single trip untuk MTR, dan untuk bus serta ferry dapat menggunakan uang cash, tapi pake uang pas ya, jangan berharap kembalian karena ga ada keneknya.

Harga Octopus Card ini HKD 150, HKD 50 untuk deposit, jadi yang dapat digunakan hanya sebesar HKD 100. Kartu ini dapat di refund, jika refund deposit yang HKD 50 akan di kembalikan dan hanya di potong HKD 9, mungkin untuk biaya administrasi.

First destination – Tsim Sha Tsui (Everest Hostel)

How to get there from bandara?

Banyak alternatif transportasi yang dapat digunakan untuk menuju Tsim Sha Tsui dari bandara. Bisa menggunakan airport express, bus A1, dan lain sebagainya. Namun kali ini kami memilih alternative yang paling murah. Maklum,,.

Dari bandara, terminal 1 kami naik Shuttle Bus S1 (rute Tung Chung station to Asia world expo via terminal 1), ongkosnya hanya HKD 3,5. Dari Tung Chung Station, naik MTR tujuan Central station. Transit di Lai King lalu naik MTR lagi ke arah Tsim Sha Tsui. Ongkosnya hanya HKD 18. Jadi di total hanya perlu menghabiskan HKD 3,5 + HKD 18 = HKD 21, murah kan? Daripada harus naik Airport express seharga HKD 100 ataupun bus A1 seharga HKD 33.

Dari station Tsim Sha Tsui, keluar dari pintu EXIT E. Setelah keluar dari kamu bisa langsung lihat Chungking Mansion.

Pertama kali menginjakkan kaki keluar dari bandara, yang aku rasakan cuma satu, dingiiiin. Bulan November suhu d Hong Kong memang hanya berkisar 16 – 22 drajat celcius, sebelum memasuki musim dingin. Jadi kalau mau ke Hong Kong September – November adalah waktu yang tepat karena suhunya sejuk. Aku dan teman-teman pun langsung menuju ke tempat bus S1 berhenti. Antri dengan rapi ya. Karena di sini masyarakatnnya sangat disiplin, tidak ada yang namanya rebutan antrian, selalu baris rapi by default. Bus S1 yang kami tunggu-tunggu datang.

Naik bus pertama kalinya di Hong Kong, kami excited sekali, maklum di Indonesia tidak ada bus dua tingkat yang setiap naik tinggal nempelin kartu. Bus tanpa kenek, bersih, ber ac dan tidak polusi pastinya. Biasanya Cuma liat orang naik bus yang tinggal tempelin kartu di drama-drama korea, eh sekarang ngerasain sendiri. Wow bangeett (gaya alay….)I. Kami langsung naik menuju bus tingkat 2.

Di bus kami sempat foto-foto narsis, tidak mau melewatkan satupun kesempatan untuk foto di setiap tempat yang kami datangi. Serasa bus itu punya kami ber enam, tapi memang di bagian atas bus itu hanya kami berenam penumpangnya setelah sebelumnya beberapa orang turun.

bus

Perjalanan dari airport ke Tung Chung station tidak membutuhkan waktu yang lama, sekitar 10 menit. Dari Thung Cung kami langsung naik MTR ke Tsim Sha Tsui. Dengan sedikit katrok, tidak tau bagaimana cara menggunakan octopus card, Alan salah satu teman ku tidak bisa masuk, karena telat masuk setelah menempelkan kartu. Ternyata octopus card itu tidak bisa digunakan ganda. Sekali masuk, sekali lagi hanya dapat ditempelkan di pintu keluar. Akhirnya kami minta tolong sama Mas-mas penjaga loket ticketing. Sistem pembayaran di MTR itu, di pintu masuk kita menempelkan kartu. Saat itu saldo kita belum dikurangi, hanya sebagai tanda masuk. Nanti saat kita turun di station manapun, di pintu keluar baru saldo di kartu kita di potong sesuai dengan jarak tempuh. Canggih Cyiiiinnn…..:D.

O ya untuk tiket MTR itu, kita juga dapat menggunakan tiket single trip, caranya cukup beli tiket di mesin tiket yang sudah disediakan di stasiun, self service. Gunakan uang logam, jika tidak punya uang logam bisa di tukar di loket terdekat. Jangan takut jika tidak ada uang pas, karena mesin canggih ini dapat mengeluarkan uang kembalian.

Saat menaiki MTR, perasaan pertama yang aku rasain adalah, berasa seperti ada di adegan running man..hahaha… Efek kebanyakan nonton running man. Disana kami sudah tidak mendapatkan tempat duduk, karena bus sudah penuh tapi masih belum sesak. Anak-anak sekolah dan orang-orang yang bekerja baru memulai aktifitas.

Turun di Tsim Sha Tsui stasiun kami hanya berpedoman pada papan penunjuk arah mencari pintu EXIT E. Di setiap stasiun, petunjuk arah sudah sangat lengkap, lengkap juga dengan map daerah sekitar stasiun dan keterangan tempat-tempat umum yang bisa ditemui disetiap pintu keluar. Kereeenn…

Keluar dari EXIT E Tsim Sha Shui, celingak-celinguk kiri kanan mencari gedung Chungking Mansion, eh ternyata ada di depan mata. Horeeee…….:D, ambil kamera, cekrek… teteeeppp..

Kami pun masuk ke Chungking Mansion, mencari lantai 14/F. Ketemu lift ke lantai 14, and you know what? Bener kata orang-orang kalau disini liftnya kecil dan sedikit, jadi harus antri untuk naik lift. Sampe lantai 14, Everest Hostel. Titip tas, siap menjelajah Hong Kong.

Kami pun berjalan menyusuri jalan Nathan Road di Tsim Sha Tsui, sesuai itin, rencananya akan ke kowloon dan mongkok, tp akhirnya ga jadi, ternyata jauh kalau jalan kaki. Padahal di itin sudah direncanakan bisa jalan kaki, kurang searching, but its okay. Tidak mau kehabisan waktu, kami langsung melanjutkan ke rencana selanjutnya, Avenue of star, tempat nya patung Bruce Lee, serta tanda tangan dan cap telapak tangan para artis-artis besar Hong Kong seperti Jackie Chan, Jet Lee dan lainnya.

page

Untuk menuju ke Avenue of star tidaklah sulit. Tinggal masuk ke stasiun Tsim Sha Tsui, lalu keluar di pintu Exit J, jalan kaki 5 menit langsung sampe di Avenue of star. Pemandangan laut di tengah kota yang sangat indah disana. Pagi itu disana sudah ramai dengan turis-turis. Shot shot shot….:D

AVE

Hold on……………:D

My first adventure goes abroad…Hong Kong – Macau Part 1

The Day begins…

Akhirnya hari itu datang juga. Hari yang telah lama kami nantikan sejak lebih kurang tujuh bulan yang lalu. Perjalanan yang tidak pernah direncanakan sebelumnya.  Siang itu teman kantorku mengajakku untuk pergi ke Hong Kong karena ada promo, buy 1 get 1. Tanpa pikir panjang aku langsung mengiyakan ajakan teman-temanku. Kapan lagi pikirku punya kesempatan seperti, pergi ke luar negeri dan tidak tanggung-tanggung, Hong Kong, negara yang ditempuh 5 jam perjalanan udara dari Indonesia, bukan lagi wilayah Asia Tenggara. It’s China man…:D.

Untuk dapat membeli tiket itu kami jumlah kami harus genap, namun masalahnya diantara teman-teman kantor seangkatan ku yang ingin ikut hanya 5 orang (termasuk aku), kami masih butuh satu orang lagi. Who’s the lucky one? Aku berusaha membujuk teman-temanku yang lain untuk ikut, tapi hanya satu orang yang beruntung. Siapa lagi si the queen of traveller.. Ones… Kita jalan bareng lagi nes. Hehe

Akhirnya tiket booked. Yah, ada cerita yang panjang sampe akhirnya kami mendapatkan tiket itu, sampe harus nunggu di kantor sampe jam 8 malam only for that ticket yang akan mengantarkan kami pada petualangan yang mengesankan dan tidak terlupakan.

Hari demi hari, tlah terlewati….(sing….:p)

The days finally come to us. Yeaaayyyy….Hong Kong, we will catch you…

Semua persiapan telah lengkap, itinerary, hotel, makanan, semuanya menurut kami siaaaappp….

Untuk masalah itinerary sudah kami bahas sebelumnya dan sudah dikonsep dengan baik oleh Bu Dina,,makasih bu Dina as our navigator :D. Nih aku share contoh itinnya, semoga berguna.Itinerary Hongkong

Sedangkan untuk masalah makanan disana, kami memutuskan untuk membawa bekal dari Indonesia, karena menurut pengalaman dari beberapa teman yang sudah pergi ke Hong Kong, disana susah mendapatkan makanan halal. Jadi daripada kami pusing-pusing untuk mencari makanan kami putuskan membawa bekal. Apa bekalnya?yooi…apalagi kalau bukan makanan tahan lama (sambal teri, tahu, tempe, kacang – yang akan menjadi makanan ternikmat selama tiga hari d Hong Kong nantinya), indomie, roti. Dan tentunya, orang Indonesia tidak bisa lepas dari nasi, kami bawa beras sama rice cooker. Awalnya teman-temanku banyak yang tidak setuju dengan ide membawa rice cooker dan beras, but you have to believe me, it works, and it’s really important thing to bring with you.

***

Tips makanan :

Sebaiknya membawa makanan yang tahan lama seperti roti, indomie kalau tidak mau repot bawa bekal seperti nasi dan sambal. Karena makanan halal memang susah sekali disana. Paling makanan halal yang bisa didapat itu makanan india, itupun tidak banyak dan mahal. Jadi untuk menghemat waktu, lebih baik bawa stok makanan yang banyak, disamping susah dicari, makanan seperti roti itu pun harganya mahal. So, buat yang mau backapackeran, just do it.

Selama kami disana, kami cuma mengandalkan seven eleven sekedar untuk membeli air mineral ataupun roti. Seven evelen ini dapat ditemukan di setiap stasiun MTR. Kita juga bisa berbelanja di sevel dengan menggunakan octopus card (apa ini? You will find it soon). So simple.

Tips Hotel :

Carilah hotel di daerah yang aksesnya mudah. Tapi Hong Kong transportasi umumnya udah bagus sih, jadi ga perlu pusing, kemana-mana gampang.

Selama di Hong Kong kami menginap di Hostel Everest di Chungking Mansion daerah Tsim Sha Tsui. Dengan harga yang lumayan, HKD 400 permalam untuk triple bed (isi 3 orang). Hostel ini bersih, staff nya pun ramah, orang india. Lokasinya juga sangat strategis, hanya perlu jalan kaki 5 menit untuk menuju Avenue of Star dan berada tepat di depan pintu keluar (EXIT E) stasiun MTR Tsim Sha Tsui. Kalau aku merekomendasikan untuk menginap di daerah Tsim Sha Tsui atau Causeway bay (berada di Hong Kong Island) karena  lokasinya yang sangat strategis. Bisa di hotel, hostel ataupun apartemen. Berdasarkan hasil searching, sewa apartemen jauh lebih hemat daripada hostel, tapi karena kami baru pesan hotel dua minggu sebelum berangkat, apartemen-apartemen yang ada sudah banyak penuh di tanggal yang kami inginkan. Pilihan jatuh ke Hostel.

Hotel ini juga melayani penitipan barang sebelum cek in dan setelah cek out. Jadi seperti kami kemarin tiba di hostel sebelum waktunya cek in, kami bisa menitipkan barang terlebih dahulu disana dan bisa langsung menjelajah Hong Kong tanpa harus nenteng2 barang..hehe

Sebenarnya, banyak yang mengatakan bahwa Chungking Mansion ini merupakan black area. I dont know what exaclty it’s mean, but i do not recommend for chungking Mansion, but Everest Hostel. Sebaiknya pesan hotel jauh-jauh hari sebelum berangkat agar dapat memilih tempat yang nyaman strategis dan murah. Untuk ukuran kami yang baru memesan hotel dua minggu sebelum berangkat, beruntung Hostel Everest merupakan tempat terbaik yang kami dapatkan. Untuk booking hotel dapat di pesan di booking.com, tripadvisor , agoda dan agen-agen yang lain.

Perlengkapan Krusial yang harus dibawa :

  • Paspor (Jangan sampe ilang, ngurusnya broooo’…..di jaga yang baik ya,coz in this adventure, you will find the problem that has tight relation with it…hihi)
  • Duit (ya iyalah ya..:p tuker dulu sebelum berangkat)
  • Foto copy paspor, pas poto (buat jaga-jaga)
  • Sim Card (XL, bebas roaming disana untuk paket data, walopun di Hong Kong wifi free dimana-mana, ada baiknya tidak terlalu bergantung pada wifi untuk memudahkan komunikasi, apalagi pergi rombongan. Kalo ada yang ilang susah ngubunginnya.

Malam sebelum berangkat aku sudah menyiapkan semuanya, packing perlengkapan pribadi dan perlengkapan kelompok. Sambal teri ready, rice cooker ready. Time to gooo……..

to be continued….

Orang hidup, ya berubah

Malam itu, again and again aku dan Feni kembali menikmati angin malam Jakarta yang tidaklah terlalu menyesakkan jika dibandingkan saat matahari terbit. Yah, waktunya meregangkan otot-otot yang kaku.

Malam itu kami habiskan untuk sekedar duduk santai sambil menikmati secangkir es capucino dan the hangat di salah satu tempat nongkrong di atap sebuah gedung di salah satu sudut Jakarta. Dimana dari sana kami dapat menikmati angin malam sampe masuk angin dan indahnya Jakarta yang penuh dengan gemerlap cahaya lampu kota, kendaraan, gedung serta tak kalah indahnya bintang pun turut serta memeriahkan malam itu.

Obrolan malam itu tak lepas dari cerita tentang unek-unek selama seminggu ini yang membuat otak dan badan penat. Dari cerita tentang pekerjaan, kami pun tak kalah hebohnya dengan para politikus dan ekonom yang berdebat tentang kesejahteraan masyarakat. Berpikir ala ekonom pun menghabiskan waktu yang cukup lama, hingga akhirnya menganalisis otaknya para politkus.  What kind of person ya Fen?haha..  Kami menjadi anak muda yang sok tau tentang caranya mengurus Negara yang besar ini. Seolah-olah masalah Negara ini dapat terselesaikan dalam pembicaraan satu malam. Setelah melalui diskusi yang alot kami pun menyadari bahwa masalah Negara ini sudah begitu kompleks. Kami menyimpulkan bahwa butuh waktu berpuluh-puluh tahun untuk menyelesaikan semua permasalahan yang ada. Setelah memperoleh kesimpulan yang menurut kami sangat bijak itu, kami pun hanya bisa tertawa menyadari tingkah konyol dan sok tau itu.

Puas menganalisis ekonomi dan politik, pembicaraan yang random itu pun beralih ke cerita tentang kehidupan. Kami mulai bernostalgia tentang pertemuan kami saat kuliah dulu, tentang persahabatan, cita dan cinta. Malam itu Feni jadi orang yang jujur pokoknya. Kami masing-masing saling memberikan komentar tentang satu sama lain. Dari pengakuan Feni aku sadar, dulu aku orangnya seperti apa..hahay… Sebenarnya sekarang pun masih seperti itu, :p but with little bit changes. Not bad lah…p

Aku jadi sadar bagaimana menderitanya menjadi temanku. Berdasarkan pengakuan Feni, aku itu dulu orangnya paling ditakuti waktu marah. Selalu cepat marah dan kesal kalau semua yang aku inginkan tidak bisa berjalan sesuai rencana ataupun tidak bisa diwujudkan. Jadi demi menjaga perasaanku mereka selalu berhati-hati agar tidak membuatku marah atau kesal. Katanya aku jadi mengerikan kalo lagi marah. What a pity,, Aku juga orangnya terlalu bersemangat, over spirit malah. Aktif, ga bisa diem. Mungkin itu karena kebawa kebiasaan waktu SMA dulu. Jadi di kampus pun aku ingin aktualisasi diri. Aku ingin mengikuti semua kegiatan di kampus. Pantang pulang sebelum malam. Itu prinsipku. Tapi sikap ku itu justru menjadi eksternalisasi yang baik buat teman-temanku. Mereka jadi ketularan semangatku.hehe. Aku juga orang yang bisa dibilang tidak sabaran. Hmm….(mengasihani diri sendiri)

Itu hanya sekilas tentang siapa aku dan bagaiamana aku dulu, kini, dan mungkin nanti.  Tapi ada beberapa hal yang aku sadari saat ini. Mendengar keluhannya, mungkin tepatnya bukan keluhan, hanya nostalgia aku saat ini tidaklah seperti yang dia ceritakan. Mungkin tidak kontras, namun aku saat ini sedikit banyak berubah. Dan perubahan itu sangat-sangat aku sadari merubah hidupku juga. Aku tidak tahu apakah ini perubahan yang baik atau buruk . Justru memberikan pengaruh positif atau negative terhadap kehidupanku sekarang ataupun nanti. Berdasarkan analisis buku kepribadian waktu dulu aku mencoba mengikuti testnya, menurut buku itu aku adalah tipe orang yang Koleris. Waktu pun berjalan, aku kembali mengikuti test itu, dan wow hasilnya pun berubah. Aku koleris melankolis. Saat ini kalau aku mencoba lagi mungkin hasilnya sudah sangat berubah, bisa jadi sifat koleris ku hilang dan menjadi plegmatis. May be. Yes or No…

Contoh, dari orang yang sangat optimis, menjadi orang yang sedikit optimis tapi bukan pesimis. Dari yang sangat meledak-ledak dan tidak sabaran menjadi sedikit sabar. Hingga saat ini pun aku masih berusaha untuk belajar masalah yang satu ini, sabar. Dulu aku sangat suka mendebat hingga tuntas orang yang pemikirannya tidak sama dengan ku. Tapi sekarang aku sadar, perbedaan itu tidaklah buruk. Banyak hal yang dapat dipelajari dari perbedaan yang ada. Aku juga sadar bahwa tidak selamanya yang menurutku benar itu benar, mungkin saja orang lain itu benar. Aku saat ini lebih melihat suatu permasalahan itu dari berbagai sisi. Berusaha memposisikan diri menjadi orang lain. Aku masih dalam proses belajar.

Pertanyaannya, mengapa aku berubah? Sebenarnya apa yang terjadi hingga aku pun berubah? Atau menyadari banyak hal yang tidak aku sadari?

I just say thanks to him, someone who gave the lesson of life. Aku sadar, kenapa kita dipertemukan, karena Tuhan ingin menunjukkan aku bagaimana hidup dan menjalani kehidupan.

Mendengar itu, Feni hanya bisa tersenyum simpul. “Aku setuju Vi”, ungkapnya

Welcome March

Hi March.. Love to see u again this year…

Akhirnya dipertemukan lagi dengan Maret. Kenapa aku begitu excited dengan Maret? The answer is… I was born in this lovely month.. ga penting ya..haha

Teman-teman akrabku juga banyak yang ulang tahun di bulan ini. Entah kenapa serba kebetulan. Aku selalu di dekatkan dengan March people.

Siapa aja? Pertama, temen akrabku dari kecil, temen dalam suka dan duka. Tempat semua rahasia deh pokoknya Masnot (Masni). She was born on 14 March ’89.

Aku juga  dipertemukan dengan temen kampus, sejurusan, sekosan, the other March people, Windaaa… Her birthday is tomorrow..

Next, saat KKN (Kuliah Kerja Nyata) tahun 2010 yang lalu aku juga diperkenalkan kembali dengan March people. Dan tidak tanggung-tanggung dua orang sekaligus. Stella Zavera Monica, temen galau..haha..12 March ’89 and Hazrina Adelia (Ririn) 10 March ’89. Urutan pula ulang tahun mereka. Beda dua hari dua hari, 10, 12, 14..

Sewaktu kerja pun aku ketemu lagi.. Fella Triana, another March people yang aku temui..

Hello…to much March people in my life…

Lets celebrate our March..;-)

Terlambat sudah

Helloo….today is the end of this february..
Pagi ini aku mengawali hari ku dengan shock terapi. Hari ini aku terlambat lagi ke kantor. Terlambat kedua kalinya dalam bulan ini. Sedih..
Masih anak baru aja udah sering telat. You know what i feel? Bener ga sih emang disini tempatku. Soalnya dari awal masuk aku selalu bikin masalah.

Ceritanya,,,
Belum sebulan kerja aku udah izin lima hari. Artinya aku kena potongan gaji 5 hari. Bagi anak baru yang masih calon CPNS tau aja baru di gaji berapa. Yang bagi banyak orang mungkin ga material. Itupun di potong lagi. Tapi ya sudahlah…

Bulan kedua, aku terlambat sekali karena hujan deras yang mengguyur jakarta januari lalu. Jalanan maceeet, air di jalan udah selutut. Bahkan di kantor ku pun airnya udah selutut. Dan yap aku mengarungi air dari jalan setelah turun angkot hingga ke gedung kantor di tengah hujan yang masih deras juga. Absen 08.19. Tapi lagi-lagi emang salah sendiri kenapa leha-leha di kos baru berangkat yang akhirnya terjebak banjir. Nah namun kali ini aku beruntung, pak Menteri lagi baik hati sehingga mengeluarkan statement kalau yang terlambat dan tidak masuk saat banjir tersebut gajinya tidak dipotong. Okeh..my luck;-)

Selanjutnyaaaa….
Di bulan february ini aku sudah terlambat dua kali dan itu cuma karena satu hal. Telat bangun. What a pity i’m..

Tapiii…aku bisa apa lagi, nasi sudah menjadi bubur [agak lebay].. Gaji udah pasti akan dipotong dan penilaian pasti jelek. Hmm…

Konsekwensi..ok..pasrah pada nasib..

Resolusi bulan depan…

Pleaseee jangan telat lagi dunk viiii….

First Year of Se7en

Oke kali ini aku mau berbagi foto-foto kita bertujuh waktu tahun satu kuliah, urut ya..

Foto yang di bawah ini adalah foto di tangga gedung B. Foto di ambil beberapa hari pertama kuliah, waktu kita baru beberapa hari kenal. Co cweet 🙂

Image

 

Next ya… Foto yang satu ini d ambil di pantai (Taplau – Tapi Lauik/Tepi laut). Kenapa aku pake jilbab? Ceritanya setelah matakuliah agama islam kami bertujuh main ke pantai. Biasa, kalo bolos atau main kalo ga ke pasar ya ke pantai, foto-foto.hehe

Image

Lanjuuuuttt….Ini satu lagi ritual aneh dan ga penting yang sering kami lakukan. Setelah ujian selesai, kami selalu niat banget jalan kaki dari gedung kuliah bersama hingga ke gedung PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa) via gedung Rektorat, cuma buat apa? Yap bener sekali. Foto-foto…hihi…karena emang viewnya bagus kalo foto dari rektorat.. Seragam putih hitam merupakan seragam wajib buat ujian..:p

Image

Ini foto putri sama Olha di rektorat. Sengaja buat ambil view yang di bawah. Kampusku, Unand (Universitas Andalas) surganya buat foto deh. Banyak banget view yang indah buat foto-foto. Kalo hari libur, sabtu minggu, kampusku menjadi tempat favorite masyarakat buat olahraga, sekedar jalan pagi dan foto dan menghirup udara segar. Secara kampus di atas bukit..hihi

Image

 

Oke…sekian dulu ya sharing foto-fotonya…. 🙂